Penulis : Anonymous
Bila seseorang menulis sesuatu, menyindir, menghasut, menggangu, mencaci maki, dan berbuat sesuatu yang tidak menyenangkan, kenapa kamu mau bergusar hati, menuruti kesenangan si pengoda ?
Dengan berpikir bahwa ia telah memenangkan suatu pertempuran ketika ia membalas mencaci maki dengan ucapan kasar, tetapi dengan mengetahui bagaimana harus bersabar, dan dengan tidak membalas, itulah yang membuat seseorang menjadi menang.
Jika seseorang membabi buta dalam marahnya.. menulis sesuatu, menyindir, menghasut, menggangu, memaki, mencerca atau berbuat sesuatu yang tidak menyenangkan, yang dapat menyerang dirimu sewaktu-waktu. Mengapa kamu mau meniru perbuatannya, memelihara kebencian didalam hatimu ?
Nafasmu tersendat menahan hawa amarah, kesal, dan mukamu pasti tegang diliputi kemarahan, kemudian bagaimana keinginanmu, apakah akan berbuat jahat seperti dia?
Kemarahan dan kebencian dari seseorang, telah membawa kamu dalam kegelisahan, bahkan hanyut sampai alam mimpi…..benci itulah yang harus kamu hancurkan, mengapa kamu menghamburkan waktu, energi dan pikiran mu dengan bersusah payah tanpa sebab.
Dalam kemarahan kamu berbuat sesuatu yang jahat atau tidak terhadap dia, ….
Anda sendiri sekurang-kurangnya merasa tersiksa, oleh kebencian yang timbul dalam dirimu.
Sebenarnya-lah, kamu bermain-main dengan kebencian yang akan membawa kehancuran sampai ke dasarnya, pada kehidupan baik yang ingin kamu jalankan. Tidakkah menjadi suatu kebodohan yang lebih besar?
Ibarat Keluargamu yang telah kamu bina dengan kasih sayang, suatu ketika, kamu tinggalkan mereka dalam kesedihan. Mengapa kamu tidak tinggalkan musuhmu “Si Benci” yang telah memberi kamu banyak penderitaan ?
Seperti saat menjelang waktu, sebentar hilang yang lainpun lenyap, itu – lima skhanda*– yang menyiksa kamu.. kepada siapa lagi kamu akan marah ?
* Jasmani – Perasaan – Pencerapan – Bentuk mental dan Kesadaran.
Jika seseorang membenci orang lain, siapakah yang menderita, jika bukan dirinya sendiri, diri sendirilah sebagai penyebab penderitaan, mengapa kamu harus membenci orang lain?
Mengetahui bahwa orang lain sedang marah, seseorang yang tetap berhati-hati dan tenang bertindak untuk kepentingannya dan untuk kepentingan orang lain juga. Ia adalah penyembuh baik bagi dirinya maupun juga orang lain. Ia dianggap sebagai si bodoh hanya oleh mereka yang tidak memahami Dhamma.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar