Bow wrong car car two are,
hange up they Jane tHe Law,
next next so that two are,
gay gay are thinx all two are.
Jangan binun dunkz,
ni kn lagu brung kakak tua ^^
Apa saja yang telah kita lakukan selama 24 jam dlm sehari, 7 hari dlm seminggu, 52 minggu dlm setahun, dan waktu terus berlalu. Sejak dilahirkan di dunia ini, kita berlari tanpa henti menuju gerbang kematian. Apa esensi dari hidup kita?
Bow wrong car car two are,
hange up they Jane tHe Law,
next next so that two are,
gay gay are thinx all two are.
Jangan binun dunkz,
ni kn lagu brung kakak tua ^^
Setelah Check in di receptionist, seorang Bellboy membawakan tas si ibu, dan si ibu ini mengikutinyadari belakang. Setelah pintu tertutup si ibu melihat lihat ruangan sekitar dan kemudian menepuk pundak bellboy sambil bilang :
Ibu: "Hei anak muda... mungkin saya sudah tua, tapi saya tidak bodoh! Saya sudah membayar mahal di hotel ini. Tapi ruangan ini kecil sekali, bahkan tidak ada TV tempat tidur dan kamar mandi nya!"
BellBoy: "Maaf bu..., kita ini di dalam lift..."
"Kenapa, sudah waktunya kamu berangkat ke sekolah !"
"Aku nggak mau ke sekolah, Bu !"
"Kenapa, Nak ?"
"Anak-anak selalu mengata-ngatai aku !", Joko merengek.
"Guru-guru juga suka menjelek-jelekkanku !"
"Tapi..."
"Pokoknya aku nggak mau ke sekolah !"
"Joko, kamu harus berangkat ! Kamu khan sudah mulai tua !"
"Nggak mau...!"
"Ayo, Joko. Ingat kamu sudah 40 tahun !"
"Lagipula, kamu adalah KEPALA SEKOLAH, Joko !"
Minggu depan, sang profesor mengembalikan kertas ujian. Dan siswa yang menyogok itu mendapat kembalian, Rp.72.000,-
"May day, may day, may day...!!", terdengar pilot siarkan S.O.S lewat radio.
"Pesan anda tertangkap jelas,"kata petugas dek menara pengawas,
"Harap beritahukan tinggi dan posisi anda segera..!!"
"Ya, baik,"seru pilot itu,"Saya satu meter delapan puluh, dan saya duduk di kursi yg paling depan!"
Dengan terheran-heran si pasien membuka seluruh pakaiannya. Ternyata di dalam ruang periksa ada seorang pasien lainnya yang sudah tidak menggunakan pakaiannya, dengan rasa ingin taunya ia bertanya. "Anda sakit apa, Pak? Saya heran saya bilang sakit gigi, eh malah disuruh membuka pakaian seperti ini."
Lalu pasien satunya menjawab, "Anda mendingan daripada saya, saya ke sini cuma mau nganter koran."
Dalam hati ayah si Thole berkata, datang juga saatnya untuk menerangkan hubungan lelaki dan perempuan dewasa. Dengan hati-hati ayah Thole mula-mula bercerita tentang sepasang burung, kemudian pertemuan antara ayah Thole dan ibunya, pernikahan mereka dan seterusnya sampai si Thole lahir. Selesai bercerita, dengan bernafas lega si ayah menatap Thole, yang wajahnya berkerut menunjukkan ekspresi sama sekali tidak mengerti. "Ada yang aneh, Le?" tanya ayahnya.
"Semuanya aneh. Soalnya Bocel waktu ditanya dari mana asalnya, dia jawab : dari Tegal," kata Thole.
Murid-murid : "Selamat pagi, Bu Guru!"
Bu Guru (dengan suara melengking) : "Mengapa bilang selamat pagi saja? Kalau begitu siang, sore dan malam kalian mendoakan saya tidak selamat ya?"
Murid-murid : "Selamat pagi, siang dan sore Bu guru..."
Bu guru : "Kenapa panjang sekali? Tidak pernah orang mengucapkan selamat seperti itu! Katakan saja selamat sejahtera, bukankah lebih bagus didengar dan penuh makna? Lagipula ucapan ini meliputi semua masa dan keadaan."
Murid-murid : "Selamat sejahtera Bu Guru!"
Bu guru : "Sama-sama, duduk! Dengar sini baik-baik. Hari ini Bu Guru mau menguji kalian semua tentang perlawanan kata atau antonim kata. Kalau Bu Guru sebutkan perkataannya, kamu semua harus cepat menjawabnya dengan lawan katanya, mengerti?"
Murid-murid : "Mengerti Bu Guru..."
Guru : "Pandai!"
Murid-murid : "Bodoh!"
Guru : "Tinggi!"
Murid-murid : "Rendah!"
Guru : "Jauh!"
Murid-murid : "Dekat!"
Guru : "Berjaya!"
Murid-murid : "Menang!"
Guru : "Salah itu!"
Murid-murid : "Betul ini!"
Guru (geram) : "Bodoh!"
Murid-murid : "Pandai!"
Guru : "Bukan!"
Murid-murid : "Ya!"
Guru (mulai pusing) : "Oh Tuhan!"
Murid-murid : "Ya Hamba!"
Guru : "Dengar ini... "
Murid-murid : "Bicara itu..."
Guru : "Diam !!!"
Murid-murid : "Ribut !!!"
Guru : "Itu bukan pertanyaan, bodoh !!!"
Murid-murid : "Ini adalah jawaban, pandai!!!"
Guru : "Mati aku!"
Murid-murid : "Hidup kami!"
Guru : "Saya rotan baru tau rasa!!"
Murid-murid : "Kita akar lama tak tau rasa!!"
Guru : "Malas aku ngajar kalian!"
Murid-murid : "Rajin kami belajar bu guru..."
Guru: "Kalian gila semua!!!"
Murid-murid : "Kami waras sebagian!!!"
Guru : "Cukup! Cukup!"
Murid-murid : "Kurang! Kurang!"
Guru : "Sudah! Sudah!"
Murid-murid : "Belum! Belum!"
Guru : "Mengapa kamu semua bodoh sekali?"
Murid-murid : "Sebab saya seorang pandai!"
Guru : "Oh! Melawan, ya??!!"
Murid-murid : "Oh! Mengalah, tidak??!!"
Guru : "Kurang ajar!"
Murid-murid : "Cukup ajar!"
Guru : "Habis aku!"
Murid-murid : "Kekal kamu!"
Guru (putus asa) : "O.K. Pelajaran sudah habis!"
Murid-murid : "K.O. Pelajaran belum mulai!"
Guru : "Sudah, bodoh!"
Murid-murid : "Belum, pandai!"
Guru : "Berdiri!"
Murid-murid : "Duduk!"
Guru : "Bego kalian ini!"
Murid-murid : "Cerdik kami itu!"
Guru : "Rusak!"
Murid-murid : "Baik!"
Guru (stres) : "Kamu semua ditahan siang hari ini!!!"
Murid-murid : "Dilepaskan tengah malam itu!!!"
Bu Guru : "??!?&^&*(#%!!!"
Bambang yang juga sedang lemah, menjawab: "Indonesian..."
Setelah itu dua-duanya pingsan karena kelelahan. Beberapa jam kemudian mereka siuman dan mencoba berkomunikasi lagi.
Si bule berkata dg lemah: "James..." dijawab dengan susah payah oleh Bambang: "Bambang..." habis itu mereka pingsan lagi.
Beberapa jam kemudian setelah siuman, mereka berdua masih mencoba melanjutkan pembicaraannya. "Texas..." kata si bule, dijawab Bambang: "Cilacap..." pingsan lagi.
Tak lama kemudian mereka sadar dan lagi-lagi masih mencoba untuk ngobrol. Si bule yang udah hampir kehabisan napas bilang: "Cancer..."
Dan dengan sisa-sisa napas yang ada Bambang menyahut: "Sagitarius..."
Ayah : "Buku bahasa Inggrisnya apa?"
Anak : "De buk."
Ayah : "Polpen bahasa Inggrisnya apa?"
Anak : "De pen."
Sang ayah berfikir bahwa bahasa Inggris adalah bahasa yang gampang, setiap kata Indonesia bila disebut dalam bahasa Inggris hanya menambah de dan memenggal kata tersebut (contoh: buku. Bhs ingnya "de buk"). Sang ayah sudah merasa tahu berbahasa Inggris dan ia pamer kepada pak RT. Lalu pak RT menguji kemampuan ayah sang anak tadi :
Pak RT : "Kalau memang kamu tahu bahasa Inggris, aku akan tanya. 'kambing makan rumput kuda lari-lari', bahasa Inggrisnya apa?"
Ayah sang anak menjawab, "Itu mah gampang bener bahasa Inggrisnya."
Pak RT: "Apa kalo kamu tahu?"
Ayah sang anak: "De kam mak rum de kud lar-lar."
"Prof, sudah ditemukan alat yang bisa lihat tembus tembok oleh seorang insinyur teknik sipil"
Dengan muka yang sangat serius...
dan prof B dengan seriusnya sangat kagum..
dan bertanya, "Apa nama alat itu ?"
prof A dengan mengebu-ngebu menjawab, "JENDELA"
prof B : "!!!!????##"
"Pak, pak, bangun pak!" kata perawat sambil menepuk-nepuk punggung pak Kumto.
"Hmmm, ada apa ya?" tanya pak Kumto agak berang, karena merasa terganggu tidur lelapnya.
" Sekarang waktunya suntik tidur, pak," jawab perawat tanpa rasa bersalah.
Sarah sedang membaca koran saat suaminya sibuk dengan majalah yang dibacanya. Tiba-tiba, ia tertawa terbahak-bahak.
"Dengarkan," katanya. "
"Hmm," gumam suaminya yang tetap saja sibuk dengan majalahnya.
Menggodanya, Sarah berkata, "Akankah kamu menukarkanku dengan tiket pertandingan selama semusim?"
"Tentu saja tidak," kata suaminya.
"Baik sekali kamu ...," kata Sarah. "Kenapa tidak mau?"
"Pertandingan musim ini sudah hampir selesai," kata suaminya.
Seorang sinterklas di sebuah mal sangat terkejut ketika seorang wanita muda berumur sekitar dua puluh tahunan menghampirinya dan duduk di pangkuannya.
Sinterklas biasanya tidak melayani permintaan orang dewasa, namun karena wanita itu tersenyum sangat manis kepadanya, jadi bertanyalah ia kepada wanita itu, "Apa yang kamu inginkan saat
"Sesuatu untuk ibuku," kata wanita muda itu.
"Sesuatu ... untuk ... ibumu? Kamu baik sekali," kata sinterklas sambil tersenyum. "Kamu ingin aku memberi ibumu apa?"
Sambil mengedipkan mata, ia menjawab, "Menantu ...!"
Kejadian ini yang dialami seorang teman, waktu dia tinggal di Denpasar bersama ortu.
Kami sering nongkrong di warung jamu tradisionil di dekat rumah kami.
Pada suatu hari ketika kami sedang duduk duduk di warung jamu, sepasang bule datang ke warung yang kelihatan meriah dari jauh. Bule kucel dengan ransel di punggung itu melangkah dengan penuh percaya diri menuju ke halaman warung jamu. Dalam hati saya bangga juga jamu tradisionil kita sudah dikenal dimancanegara. Buktinya si bule pun mau mengunjungi warung jamu di
Makin dekat ke warung langkah bule tersebut kelihatan makin ragu ragu, namun tetap saja mendekati kami. Setelah dekat, salah seorang bertanya kepada kami dalam bahasa Inggris dengan wajah agak ragu, "Do you have a direct flight to Jogya for tomorrow?"
Gantian kami yang bengong sambil saling berpandangan penuh tanda tanya. Bukannya kami nggak tahu bahasa Inggris lho! Cuman tanya ticket pesawat kok di warung jamu.
Karena agak lama kami saling berpandangan tanda bingung, sekali lagi si bule bertanya, "Air Mancur is a domestic flight, doesn`t it?"
Astaga, ternyata nama Air mancur dikiranya nama suatu maskapai penerbangan yang sering menggunakan nama Air itu...
Pengalaman ini terjadi pada waktu kuliah di tahun 1980-an akhir. [cerita dr teman]
Seperti biasa, kalau akhir pekan pulang kampung. Ketika bus keluar dari terminal
Sopir, kondektur dan kenek sudah belingsatan dan menyuruh para penumpang yang berdiri agar jongkok, biar gak ketahuan kalau busnya berpenumpang melebihi kapasitas. Sopirnya ngomel ngomel, bakalan kena tilang nih.
Ketika bus berhenti, seorang anggota polisi muda (mungkin baru lulus pendidikan) naik bus kami. Begitu pak polisi itu naik bus, dia bingung dan celingukan melihat orang orang pada jongkok di dalam bus. Dan eh, pak polisi itu ikut jongkok juga. Bagaimana orang orang di bus gak terpingkal pingkal ?
Nasrudin lagi sibuk nyebarin serpihan serpihan roti di sekeliling rumahnya.
"Eh, lagi ngapain loe?" tanya seseorang
"Oh, ini biar macan pada gak datang ke mari."
"Lho, tapi
"Tuh
Nasrudin membawa serantang makanan dari pasar. Karena kurang hati-hati, rantang itu jatuh dan isinya tumpah berantakan. Segara saja datang orang-orang berkerumun.
"Hai para tolol," teriak Nasrudin sambil memungut rantang-rantangnya, "Apa kalian belum pernah melihat orang tolol?"
Pada suatu hari Nasrudin mendengar ada seorang muda yang bisa bermain musik dengan amat bagus. Ia pun tertarik untuk belajar musik.
Keesokan harinya, ia pergi ke
Guru itu sejenak melihat wajahnya, sebelum akhirnya menjawab, "Murid-muridku membayar tiga dirham untuk bulan pertama, dan kemudian untuk tiap bulan berikutnya membayar satu dirham.
Nasrudin berpikir sejenak dan kemudian berkata, "Baiklah," katanya, "Saya akan mulai kursus pada bulan kedua saja."
Nasrudin dan Ali merasa haus, mereka pergi ke sebuah warung untuk minum. Karena uang mereka hanya cukup untuk membeli segelas susu maka Mereka memutuskan membagi segelas susu untuk berdua.
Ali : “kamu minum dulu setengah gelas,Karena aku hanya punya gula yang hanya cukup untuk satu orang. Aku akan menuangkan gula ini ke dalam susu bagianku.”
Nasrudin : “Tuangkan saja sekarang dan aku akan minum setengahnya.”
Ali : "Aku tidak mau. Sudah kukatakan, gula ini hanya cukup membuat manis setengah gelas susu"
akhirnya Nasrudin pergi ke pemilik warung dan kembali dengan sekantung garam.
Nasrudin : “
Ali : "@#$%^&*@#$@$%$^"
Si Ucok nekad melarikan diri dari
Setengah jam berikutnya, satu persatu penumpang oplet omprengan itu pun mulai menyebutkan alamat mana yang ditujunya. Yang paling awal adalah seorang bapak yang berteriak, "S. Parman, Bang.".....Tak lama kemudian si abang oplet pun menghentikan kendaraannya, lalu bapak tersebut pun turun.
Setelah oplet berjalan beberapa saat, seorang penumpang menyebut, "MT Haryono, Bang."......Dan sopir itu pun menggangguk, lalu tak lama kemudian oplet pun berhenti dan penumpang itu turun.
Oplet berjalan lagi. Seorang menyebut nama lagi, "DI Panjaitan, Bang." ......"Iya," jawab sopir oplet sambil meminggirkan kendaraannya. Lalu orang itu pun turun sambil membayar ongkosnya. Dan kini tinggal si Ucok saja yang ada di oplet itu.
Maka tanya sopir, "Mau kemana, Mas?"
"Hutabarat sebelah mana, ya, Bang?," tanya balik sopir oplet.
"Hutabarat yang mana? Hutabarat, abang aku," jawab Ucok dengan polosnya.
"Lhaaa, mana gue tahu?," kata si sopir oplet dengan herannya.
"Bah! Abang ini bagaimana. Haryono kau tahu, S. Parman kau tahu, Panjaitan pun kau tahu.
Masa sih rumah abangku kau tak tahu. Bagaimana kau ini, Bang??!!"