Jumat, 27 Juli 2007

BAO : SIMBOL KEADILAN

“Cermin yang terang benderang digantungkan tinggi-tinggi”, mengacu kepada pejabat yang menjunjung kebenaran–––– dalam hal ini, Hakim Bao.

Di antara pejabat dan politikus yang menjunjung kebenaran di Tiongkok, Hakim Bao pastilah yang paling terkenal, berpengaruh dan populer.
Bao Zheng (tahun 999-1062 Sesudah Masehi) dari Dinasti Song Utara adalah dari Hefei di propinsi Anhui. Tidak ada pejabat pemerintah di dalam keluarganya, selain mereka yang bergelar sarjana. Ia adalah putra tunggal orang tua yang sudah paruh baya. Menaati ajaran Confucian untuk “tidak pergi jauh ketika orangtuamu masih hidup”, Bao pun bertekad menjadi putra yang patuh sebelum melayani negara. Maka baru setelah berusia 26 tahun, setelah menikah dan meninggalkan istrinya untuk merawat orangtuanya, ia berangkat untuk mengikuti ujian di ibukota kerajaan. Pada usia 28, Bao menjadi calon terkuat di dalam ujian itu. Ia segera pulang membawa berita gembira tersebut, namun ketika melihat orangtuanya yang sudah tua, ia berpikir: “Waktu yang tersisa untuk merawat mereka sudah tidak lama lagi, sedangkan waktu untuk melayani negara masih lama. Biarlah aku mengundurkan diri dari jabatan pengawas pajak dan tinggal di rumah merawat orangtuaku.”
Ia berusia 39 tahun ketika orangtuanya meninggal 10 tahun kemudian. Bao bekerja sebagai hakim selama 26 tahun dan memimpin lebih dari 1000 kasus pengadilan. Ia teliti, berakal-budi, dan mampu membaca situasi dengan keakuratan ajaib. Dengan berani ia melawan pejabat-pejabat korup dan bersikeras membela rakyat biasa. Hal ini membuatnya dijuluki Bao Qingtian (Bao sang Langit Cerah).
Fakta bahwa rakyat memandangnya sebagai keturunan dewa menunjukkan betapa mereka menghormati dan membutuhkannya. Hal ini terjadi di kabupaten Duan, sebuah kota yang terkenal karena papa tintanya, di mana Bao, pada usia 42 tahun, menjabat sebagai hakim selama 3 tahun. Walaupun ia sendiri pecinta kaligrafi, Bao tidak membawa pulang satu pun papan tinta Duan itu setelah menyelesaikan masa tugasnya. Hal ini menunjukkan betapa ia menjunjung kebenaran.
Sepuluh tahun kemudian, Bao dipromosikan menjadi penasihat sang kaisar setiap kali sang kaisar berbuat salah. Ketika itu, Kaisar Ren Zong sedang mabuk kepayang kepada selirnya, Zhang, dan mengangkat paman Zhang, yaitu Zhang Yaozuo sebagai menteri keuangan. Bao, yang telah lama mengamati sanak saudara kerajaan dengan jabatan-jabatan negara, menemukan Zhang tidak cukup kompeten untuk jabatan tersebut. Berkali-kali ia menegur sang kaisar, namun Ren Zong tidak mendengarkannya dan malah memberi Zhang empat jabatan lain yang lebih penting. Bao menegur sang kaisar dengan bahasa yang sangat keras, bahkan sampai wajah sang kaisar terkena ludahnya!
Ketika Ren Zong kembali ke istana, selirnya, Zhang, muncul untuk mengucapkan terima kasih atas jabatan yang telah diberikannya kepada pamannya. Sambil menyeka wajahnya, sang kaisar mengamuk: “Xuanhuishi, Xuanhuishi (nama resmi paman Zhang). Kamu hanya mempedulikan Xuanhuishi! Apa kamu tidak tahu bahwa Bao Zheng itu penasihatku?”. Di kemudian hari, Zhang mau tidak mau mengundurkan diri dan barulah kasus ditutup. Bagaimanakah Bao demikian mujur di dalam hubungannya dengan sang kaisar? Sesungguhnya, itulah cara Ren Zong meraih popularitas dengan menunjukkan betapa dirinya berjiwa besar.
Ketika Bao dipromosikan menjadi kepala pengawas di istana kerajaan pada usia 60 tahun, ia mencopot dua pejabat berpangkat tinggi, yaitu sansishi (yang bertanggung jawab atas urusan keuangan).
Segeralah Ren Zong menginginkan Bao menjadi sansishi. Akan tetapi Ouyang Xiu yang bertanggung jawab atas dokumen-dokumen rahasia negara, menentang keputusannya. Ouyang, yang biasanya mendukung Bao, ingin melindungi reputasi Bao: sebab dalam hal ini, mungkin saja Bao dituduh mengingini jabatan sansishi. Ouyang berdebat bahwa walaupun Bao dikenal selalu menjunjung kebenaran, janganlah ia dikecualikan dari pengawasan.
Demikianlah Bao untuk sementara waktu dibebas-tugaskan. Dan baru setelah Ren Zong mendesak, pada akhirnya ia menerima jabatan tersebut. Ia meninggal karena sakit pada usia 64 tahun.


Sumber :
Lin Shan (2006). DONGENG NAGA (DRAGON TALES): SEJARAH TIONGKOK DARI DINASTI TANG HINGGA DINASTI MING. Lucky Publishers. Batam Centre.

Tidak ada komentar: