Selasa, 03 Juni 2008

Seni Perang Sunzi

Seni Perang Sunzi adalah kitab zaman kuno tentang teori militer, juga merupakan salah satu kitab zaman kuno Tiongkok yang mempunyai pengaruh paling besar dan paling luas di dunia. Pikiran taktik dan strategi serta filsafat yang dibeberkan dalam kitab itu dimanfaatkan secara luas di bidang militer, politik, dan ekonomi.

Seni Perang Sunzi selesai ditulis pada 2500 tahun yang lalu, merupakan karya tentang Seni Perang yang bersejarah paling lama di dunia, yaitu lebih awal 2300 tahun daripada Tentang Perang (On War), karya Clausewitz Eropa.

Pengarang Seni Perang Sunzi bernama Sun Wu, adalah ahli militer pada Zaman Perang Chunqiu. Sun Wu dalam sejarah dihormati sebagai “Nabi Militer” atau “Nabi Perang”. Pada masa hidupnya, sekali peristiwa, Sun Wu melarikan diri ke Negara Wu untuk menghindari api perang yang berkobar di kampung halamannya. Di Negara Wu, Sun Wu dipercayai Raja Negara Wu untuk memimpin pasukan negeri tersebut. Dengan tentara sebanyak 30 ribu orang, Sun Wu berhasil mengalahkan 200 ribu tentara Negara Chu. Keberhasilan gemilang itu sangat menggemparkan negara-negara yang lain pada waktu itu. Dengan menyimpulkan pengalaman perang pada akhir Zaman Chunqiu dan perang-perang sebelumnya, Sun Wu menyelesaikan karya Seni Perang Sunzi, yang di dalamnya dicatat hukum obyektif militer dan seperangkat Seni Perang yang lengkap.

Buku Seni Perang Sunzi berisi 6000 lebih huruf Kanji (mandarin) dan terbagi menjadi 13 episode yang masing-masing membeberkan satu tema. Misalnya, dalam Episode Taktik dipaparkan argumentasi tentang masalah dapat atau tidaknya perang dilancarkan, yang menunjukkan secara mendalam lima faktor pokok yang menentukan menang atau kalahnya suatu perang, yakni politik, kondisi cuaca, geografi, jenderal dan hukum. Faktor politik adalah faktor yang paling penting di antaranya. Sedangkan dalam Episode Berperang dijelaskan bagaimana melakukan perang. Di Episode Taktik Serangan dijelaskan bagaimana menyerang negara musuh. Sun Wu menganjurkan agar mengusahakan kemenangan maksimal dengan korban seminimum mungkin, yaitu berusaha menaklukkan lawan tanpa berperang, menduduki kota musuh tanpa serangan hebat, serta membasmi negeri musuh tanpa perang berlarut lama. Untuk mencapai tujuan itu, Sun Wu dalam bukunya menandaskan pentingnya mencapai kemenangan melalui taktik dan strategi. Ditunjukkannya, taktik terbaik dalam berperang ialah mengusahakan sukses melalui politik dan taktik, taktik kedua ialah mengusahakan kemenangan melalui pendekatan diplomatik, taktik ketiga ialah mengusahakan kemenangan dengan mengandalkan kekuatan dan taktik terakhir adalah serangan kekuatan bersenjata terhadap kota. Menurut Sun Wu, ketika berperang, seseorang tidak hanya harus tahu akan kekuatannya sendiri, tapi juga harus mengetahui keadaan lawannya.

Dalam buku Seni Perang Sunzi terkandung banyak pikiran filsafat. Misalnya, kalimat “mengetahui diri dan lawan, akan menang selalu” kini telah menjadi kata-kata yang sering diucapkan rakyat Tiongkok. Dalam Seni Perang Sunzi dibahas pula hubungan serentetan kontradiksi dan perubahannya dengan perang, antara lain, hubungan antara musuh dan diri sendiri, hubungan subyektif dan obyektif, banyak dan sedikit, ofensif dan defensif, menang dan kalah, keuntungan dan kemalangan. Justru di atas dasar penelitian kontradiksi dan syarat perubahannya itulah, Seni Perang Sunzi menyimpulkan banyak strategi dan taktik dalam peperangan.Pikiran filsafat yang termanifestasi di dalamnya menempati kedudukan penting dalam sejarah perkembangan pikiran filsafat Tiongkok.

Seni Perang Sunzi adalah suatu kitab militer mahabesar tentang strategi dan taktik berperang. Pikiran yang tercantum di dalamnya secara luas dimanfaatkan ahli militer berbagai zaman. Banyak taktik yang tercantum di dalamnya kini sangat populer di kalangan rakyat. Dengan pikiran militer dan filsafat serta taktik yang mengandung perubahan tak terbilang banyaknya, buku Seni Perang Sunzi mempunyai pengaruh luas di bidang pikiran kemiliteran dunia, dan mempunyai reputasi yang tinggi. Buku tersebut sekarang diterbitkan dalam edisi 29 bahasa, antara lain, edisi bahasa Inggris, Rusia dan Jepang. Dewasa ini tidak sedikit sekolah militer di banyak negara memakai buku Seni Perang Sunzi sebagai bahan pengajaran. Dilaporkan, selama Perang Teluk tahun 1991, kedua pihak yang terlibat dalam peperangan pernah mengadakan penelitian tentang Seni Perang Sunzi untuk menarik keuntungan dari pikiran militernya.

Sekarang pikiran yang tercantum dalam Seni Perang Sunzi juga secara luas dimanfaatkan di bidang masyarakat dan perdagangan. Banyak pengusaha menerapkan strategi dan taktik Seni Perang Sunzi dalam penyelenggaraan perusahaan dan pemasaran produknya. Dengan dimanfaatkannya untuk tujuan sipil, buku kemiliteran itu terus memainkan peranan positifnya.

Tambahan info :

http://www.chinese-wiki.com/index.php/Sun_Zi_Art_of_War

Tidak ada komentar: